Kamis, 14 Agustus 2008

Sepi Hati

Silau pantai terbuai mimpi
Hening walau peluh tertetes senja
Perahu mendayung dalam tepian sunyi
Tiadakan pula kelembutan jiwa

Hitam.......hitam terselip dalam karang
Sentuh mati ajal kian datang
Matahari menangis termakan sepi
Bulan merengkuh hasrat luapan hati

Datanglah sepi,
temani sejenak kerinduan ini melawan hari
yang arogan dengan sejuta ceritanya



Dalam hangatnya mentari
selalu menggerakkan daun-daunmu
Belantara membentang bagai tirai panghalang
Rumput yang bergerak tak membiasi bayang-bayang
Kemudian hijau itupun terasa sejuk
dengan cuat-cuat putih..
dan halusnya bungamu
menyimpan rasa haru pada catatan yang hilang
Angin malam Bersiul sedih membawa luka
kehidupan bulan dan belaian rindu dendam
Rindu yang kemudian menjalar
adalah lelah yang pernah ku buai
dengan lembutnya tubuh dan tanganmu ....
Angin membelai kita tuk berlagu,
tentang sepi yang menyergap kita
tentang secuil kisah tangis beriring tawa
dan Bunga rumput itupun menangis
ditelan sayupnya bulan.........

Ku menangis oleh ketiadaan yang menemani
Tengarai oleh ketidakpastian seutas jawab
Terbang kesana betapa ingin
Rajut kawanan induk sarat kasih
Menyaksikan dunia yang biru peluh awan tersirak surya
Berkilau saat tergiur mendung
Tetes tuk mengalir
Mengalir tuk membasuh
Basah dalam kering yang panjang
Kering akan kata sayang yang kian dipertanyakan


Tidak ada komentar: